25 April 2013

Life Must Go On

images from google
Deri Guntara, yes itu lah namaku. Kata orang saya terlihat sombong atau lebih tepatnya jutek. Mungkin karena mereka belum mengenal saya, sehingga mereka berkata seperti itu. Kata para perempuan saya laki-laki yang cuek dan dingin terhadapnya. Namun tidak sedikit juga perempuan yang bilang, justru itu yang bikin greget, entahlah saya pun tak mengerti akan hal itu. Di balik semua penilaian tersebut, sebenarnya saya bisa lebih respect dan peduli terhadap semua orang jika mereka sudah mengenal saya sepenuhnya. Apapun itu yang orang katakan tentang saya, ya itu lah saya. This is me, and I just be my self.
Saya bukan tipekal orang yang suka banyak bicara, saya lebih memilih untuk diam jika memang benar-benar tidak ada yang ingin saya katakan. Dengan kata lain saya tidak terlalu suka ngoceh untuk hal-hal yang tidak perlu. Tempat yang sejuk, sepi, tenang dan damai adalah tempat favorit saya. Bukan mol atau tempat keramaian lainnya yang saya suka. Maka dari itu setiap kali saya merencanakan berlibur bersama teman-teman, saya selalu mengusulkan untuk mengunjungi tempat-tempat yang memang nyaman untuk menenangkan pikiran. Seperti tempat-tempat wisata alam yang identik dengan kesejukan dan ketenangan.
Saya sekarang menempuh pendidikan di sebuah universitas negeri dengan mengambil jurusan bidang keguruan. Walaupun ini bukanlah yang saya mau, namun nyatanya jalan Allah membawa saya sampai pada titik yang saat ini saya pijak. Apapun itu semoga ini yang terbaik, amiin. Hari demi hari saya lewati menahan rasa ketidaknyamanan. Namun semakin lama, ternyata semakin banyak hal yang memaksa saya untuk keluar dari kepribadian saya yang sesungguhnya. Sungguh sangat tidak nyaman hal tersebut. Saya bukan orang yang ekspresif. Namun tuntutan profesi lah yang mendesak saya untuk setidaknya keluar sementara dari pribadi saya yang sesungguhnya. Tak apa lah, akan ku coba lakukan ini semua demi sebuah keprofesionalitasan dalam bekerja.
Sempat terbesit dalam benakku untuk berontak, namun itu semua percuma. Mengapa dulu saya tidak mati-matian untuk memperjuangkan apa yang saya mau??? Sudahlah, semua sudah terjadi. Menyesal pun tak ada guna!! Kini hanya tinggal bagaimana saya menyikapi dan menerima semua ini serta meyakini bahwa inilah yang Allah pilihkan untuk saya. Dan semoga ini benar-benar yang terbaik untuk saya. Amiin, kini ku mulai segalanya dengan bismillah