1 Januari 2012

Analisis Novel dan Biografi Pengarang "Sang Diplomat" karya Gabrielle Maria Hermiyanti Sugiharto


Sinopsis
            Sang Diplomat adalah sebuah novel karya Gabriele Maria Hermiyanti Sugiharto. Novel ini menceritakan tentang seorang wartawati senior yang sebagian besar dari tugas-tugas jurnalistiknya mengemban misi yang mengarah ke perbaikan hubungan politis antarnegara pada rezim orla.
            Rebecca, adalah seorang wartawati berwajah cantik dengan tinggi badan 165 cm dan berat badan 55 kg. Rebecca adalah seorang wartawati yang banyak bergaul dengan orang-orang kalangan  atas. Sehubungan dengan tugas jurnalistiknya itu, Rebecca menjadi rebutan para diplomat negara asing yang bertugas di Jakarta untuk mengencaninya.
            Rebecca adalah istri dari seorang pejabat yang bernama Peter Suryoputro sekaligus ibu dari kedua anaknya yang bernama Demitri 12 tahun yang duduk di bangku kelas satu SMP Sancta Angela dan Tessa yang baru duduk di bangku TK nol kecil. Karena profesinya sebagai jurnalistik, Rebecca terkadang lupa akan keadaan dan kedudukannya sebagai seorang istri dan ibu dari kedua anaknya, Rebecca sering bergerak bebeas menurutkan kata hatinya. Kadang, entah sadar entah tidak ia melakukan sesuatu di luar kaidah moral yang di milikinya sebagai seorang istri dan ibu dari anak-anak yang di cintainya. Hingga halaman terakhir pembaca akan terpesona dengan keseruan dan keharuan yang tertulis dalm novel ini.

B.  Analisis Unsur Instrinsik
1.   Tema
                  Klise Kehidupan. Dalam novel ini pengarang menceritakan tentang   kehidupan seorang wartawati yang banyak bergaul dengan kalangan atas. Sehubungan dengan tugas jurnalistiknya itu, ia terlibat hubungan terlarang dengan seorang diplomat dari negara asing yang bernama Jerzi Dabrowski.
2.   Latar
   a. Latar tempat: Gedung Resepsi, Kantor embassy.
 Gedung Resepsi
                     Karena di gedung resepsilah pertama kali Rebecca bertemu dengan  para diplomat dan dubes dari berbagai negara. Dalam novel ini tertulis:
      “Ruang serba guna yang besar dan berlantaikan marmer dengan tembok kaca serta penerangan lampu-lampu kristal, malam itu sangat semarak. Ditempat itu sedang diadakan ‘stand resepsi’ perkenalan antara anggota dewan pemerintah dengan kalangan Korps Diplomatik.” ( hal 18 )

   Kantor Ebbassy
                     Karena di kantor embassy lah Rebecca dan Jerzi Dabrowski untuk terakhir kalinya mereka berjumpa, karena Jerzi harus segera meninggalkan Indonesia dan kembali ke negaranya. Dalam novel ini tertulis;
      “Jangan biarkan aku menunggu lama-lama, bisik jerzy ketika mereka bertemu di kantor embassy pada hari jum’at terakhir.  Rendezvous mereka kali ini lebih berat, karena keduanya merasa bahwa ini adalah yang terakhir.” ( hal 198 )

b. Latar waktu: malam hari, pagi hari dan sore hari
   Pada waktu malam hari
                     “Ruang serba guna yang besar dan berlantaikan marmer dengan tembok-tembok kaca serta penerangan lampu-lampu kristal, malam itu sangat semarak.” ( hal 18 )

   Pada waktu siang hari
                     “Pagi itu sangat cerah. Matahari di bulan juni bersinar terang, perlahan menebarkan panas yang menyengat meskipun hari masih pukul delapan pagi.” ( hal 35 )

   Pada waktu sore hari
                     “Hari sudah sore menjelang jam kantor usai. Keduanya seperti terlempar dari loncatan waktu bercinta yang sangat mendalam dan terhayati….” ( hal 200 )

  c. Latar suasana: sedih dan haru, semarak
   Suasana sedih dan haru
                     “Rebecca aku ingin menangis. Tapi aku seorang laki-laki. Hatiku menengis pedih meninggalkanmu. Yakinlah! Aku tidak pernah bersumaph. Tetapi kali ini aku berjanji kepada diriku sendiri . Aku mencintaimu sungguh-sungguh.” ( hal 200 )


   Suasana semarak
                     “Ruang serba guna yang besar dan berlantaikan marmer dengan tembok-tembok kaca serta penerangan lampu-lampu kristal, malam itu sangat semarak.” ( hal 18 )

3.   Sudut pandang
                     Sudut pandang pengarang dalam novel ini adalah sudut pandang serba tahu yaitu dalam hal ini pengarang berperan sebagai pancerita yang seolah-olah tahu banyak hal. Selain itu pengarang juga mengemukakan segala tingkah laku atau tindak tanduk tokoh utamanya.
4.   Alur
                     Alur cerita dalam novel ini adalah alur maju, karena pengarang menceritakan cerita tersebut dengan tahap perkenalan, tahap pertikaian ( konflik ), dan tahap penyelesaian ( ending ).
5.   Tokoh dan penokohan
      a. Rebecca Anggraini: Correct, rapih dalam bekerja, cermat
                     “Tidak sabar, segera dibukanya surat itu dengan pisau cutter. Rebecca termasuk orang yang correct, tidak senang asal menyobek. Dengan kerapihannya, surat dari teman di koleksi dengan cermat dan selalu bisa menjadi sebuah dokumen yang mengasyikan” ( hal 10 )

      b. Jerzy Dabrowski: Pintar, cakap dan menguasai beberapa bahasa
                     “Jerzy Dabrowski. Yah, Jerzy, diplomat dari negeri Timur yang ganteng, muda, cakap, dan lancar dalam beberapa bahasa serta menjadi favorit di kalangan korps diplomatik.” ( hal 10 )

      c. Peter Suryoputro: Tanggung jawab dan berbakat dalam kehidupan politik
                     “Peter Suryoputro adlah seorang yang penuh tanggung jawab dan berbakat dalam kehidupan politik …” ( hal 13 )

      d. Demitrius Priyambodo: Pintar
                     “Ganteng seperti ayahnya, pintar karena bacaannya banyak termasuk ensiklopedi anak-anak yang di belikan ibunya.” ( hal 14 )

      e. Tessa: Cerdas
                     “Tessa yang cukup cerdas itu sudah bisa menerima telepon serta menerangkan bila ada yang menenyakan ayahnya atau memberikan pesan.” ( hal 15 )

      f. Aly Habsyi El Hadidy: Pemuji, gombal
                     “Rebecca, betapa manis namamu dan sesuai dengan dirimu …”  ( hal 20 )

      g. Ari Baskoro: baik dan bisa di percaya
                     “Kapten Ari Baskoro adalah ajudan Jendral Emir yang sangat baik dan terpercaya.” ( hal 27 )

        h. Jendral Emir: Pandai dan cerdas
                     “Jendral Emir tokoh intel dan cemerlang memiliki kemampuan mengorbitkan anak buahnya tanpa pandang bulu.” ( hal 17 )

6.   Gaya Bahasa
                     Gaya bahasa yang di gunakan dalam novel ini mudah di pahami dan di mengerti oleh para pembaca. Namun demikian pembaca agak di persulit dalam pemahaman novel ini, karena pengarang menggunakan  kata atau bahasa Inggris walaupun hanya sedikit. Akan tetapi untuk keseluruhannya, gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam novel ini mudah di pahami dan dimengerti oleh para pembaca.
7.   Amanat
                     Amanat yang terkandung dalam cerita novel ini adalah bahwa dalam menjalankan suatu pekerjaan kita harus selalu bersikap professional agar pekerjaan kita dapat terselesaikan dengan baik. Namun demikian kita harus pandai dalam mengatur waktu antara bekerja dan keluarga. Kita harus bisa mejaga keutuhan suatu keluarga agar dapat menjadi keluarga yang harmonis dan tidak berantakan. Jangan sampai gara-gara kita terlalu sibuk bekerja keluarga kita menjadi tidak harmonis.

C. Analisis Unsur Ekstrinsik
      1. Nilai Sosial
                     Nilai sosial dalam novel ini cukup tinggi karena dalam novel ini para diplomat dan dubes dari berbagai negara menjalin hubungan yang sangat erat dengan para jurnalistik dan para pejabat di Indonesia.
                     “Di tempat itu sedang diadakan ‘stande resepsi’ perkenalan antara anggota Dewan Pemerintah dengan kalangan Korps Diplomatik.” ( hal 18 )

      2. Nilai Moral
                     Dalam novel ini terdapat nilai moral yakni hubungan terlarang yang di jalin oleh seorang wartawati cantik Rebecca yang sudah berkeluarga dengan seorang diplomat dari luar negeri yang bernama Jerzy Daborwski.        
                     “Rebecca terhenyak karena ia tak menyangka akan bertemu dengan Jerzy Daborwski laki-laki yang pernah bersemayam di hatinya.” ( hal 22 )

      3. Nilai Politik
                     Para diplomat dan dubes dari berbagai negara menetap di Indonesia untuk menjalin hubungan kerjasama yang baik antara Indonesia dengan negara mereka dalam berbagai bidang.
                     “Para diplomat dan dubes dari berbagai negara menetap di Indonesia untuk menjalankan tugas kenegaraannya.” ( hal 32 )

      4. Nilai Pendidikan
                     Dalam novel ini para diplomat, dubes, jurnalistik, dan pejabat termasuk Rebecca adalah sarjana lulusan universitas terkenal di berbagai negara. Untuk itu pendidikan sangat penting dalam menunjanng karir demi meraih keberhasilan dan kesuksesan.
                     “Rebecca adalah seorang jurnalistik lulusan dari Hoofdacte …” ( hal 12 )

D. Kesimpulan
                     Dalam novel Sang Diplomat ini pengarang menceritakan tentang kehidupan seorang wartawati cantik yang sebagian besar dari tugas-tugas jurnalistiknya mengemban misi yang mengarah ke perbaikan hubungan politis antarnegara pada rezim orla.
                     Rebecca adalah wartawati berwajah cantik yang merupakan istri dari seorang pejabat dan telah memiliki dua orang anak. Sebagai seorang istri dan ibu bagi kedua anknya, Rebecca terkadang lupa akan keadaan dan kedudukannya lalu kemudian bergerak bebeas menurutkan perasaan hatinya. Kadang, entah sadar dan tidak ia melakukan sesuatu di luar kaidah moral yang dimilikinya sebagai seorang istri dan ibu bagi kedua anaknya.
                     Rebecca menjalin hubungan terlarang dengan teman lamanya yang bernama Jerzy Dabrowskis seorang diplomat dari nagara Polandia. Namun demikian hubungannya itu terhambat karena Jerzy harus kembali ke negara asalnya Polandia. Akan tetapi walaupun demikian mereka tetap menjalin hubungan itu walaupun terpisah jarak yang sangat jauh yakni antara Indonesia dan Polandia.

E.  Biografi Pengarang
                     Gabrielle Maria Hermiyanti Sugiharto lahir 25 Februari 1938 di Yogyakarta, Jawa Tengah. Pendidikan Fakultas Sosial Politik, Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Gajah Mada. Pengalaman kerja: Dari tahun1977, Managing Editor surat kabar Mingguan Yudha Minggu. Selain itu, ia juga menjadi penulis tetap rublik luar negeri, diplomatik dan human interest pada harian Berita Yudha. Sejak tahun 1980-1985 menjadi Anggota Badan Sensor Film Nasional.
                     Banyak menulis artikel, masalah human interest dalam surat kabar berbahasa Inggris The Jakarta Daily Mail, yang kemudian menjadi The Indonesian Times, Kompas, Suara Karya dan Berita Buana. Selain itu ia juga menjadi penulis tetap pada Majalah Famili, serta majalah Media Karya, mengenai Seni dan Budaya.
                     Selain kesibukannya menulis, ia juga sibuk dengan tugas-tugasnya, misalnya mengikiti perjalanan Jurnalistik ke beberapa negara, antara lain Inggris, Perancis, dan Austria. Juga ke negara-negara Sosialis Eropa Timur dan Unisovyet (Yugoslovia, Polandia, Rumania, Hongaria dan Unisovyet). Sedangkan ke negara-negara Asia antaranya: India, Jepang, Kore Selatan, RRC dan Taiwan.
                     Wawancara yang pernah dilakukan antara lain dengan: Bapak Soeharto Sebagai Presiden RI, Ibu Tien Soeharto, sebagai First Lady RI, Sultan Hamengkubuwono IX sebagai wakil presiden RI, Adam Malik sebagia wakil presiden RI, Perdana Menteri India, Indira Gandhi, Presiden Ferdinind Marcos dari Filipina, First Lady Imelda Marcos, Sek. Jend. Comite Central Partai Comunis Rumania, serta Ratna Sari Dewi, ketika ia tidak mau di dekati oleh wartawan Indonesia di Paris, tahun 1977.

F.   Hal Menarik dari Biografi Pengarang
   1. Gabrielle Maria Hermiyanti Sugiharto adalah seorang penulis sekaligus seorang Jurnalistik.
   2. Dalam menjalankan tugas jurnalistiknya ia penah berkunjung ke beberapa  negara.
   3.Gabrielle Maria Hermayanti Sugiharto pernah mewawancarai tokoh-tokoh penting di Indonesia seperti Bapak Soeharto dan tokoh penting di luar negeri
    

                      

DAFTAR PUSTAKA

Juhara, Erwan dkk. 2005. Cendekia Berbahasa untuk SMA/MA Program IPA dan
            IPS. Jakarta: PT. Setia Purna.

Sugiharto, Maria Hermiyanti. 1994. Sang Diplomat. Jakarta: Balai Pustaka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar