3 Januari 2012

MEMBACA SASTRA


Membaca sastra adalah salah satu pembelajaran yang ada di sekolah dasar. Salah satu cara untuk meningkatkan minat membaca pada usia anak sekolah dasar yaitu dengan cara menggunakan sebuah karya sastra seperti puisi, cerpen, dongeng, dan lain-lain. Selain karena sastra bersifat serta berfungsi menghibur dan mendidik, dalam sastra juga terdapat kata-kata, gambar-gambar, simbol-simbol serta lambang-lambang yang menarik yang tentunya juga dapat meningkatkan minat membaca pada anak. Selain itu, sastra juga berfungsi untuk mengembangkan imajinasi serta wawasan anak.
Berdasarkan pemaparan diatas, tentunya kita menyadari bahwa betapa besar manfaatnya kegiatan pembelajaran membaca karya sastra di sekolah dasar. Maka dari itu, pemahaman yang benar mengenai pembelajaran membaca sastra baik itu pengertian membaca, pengertian sastra, jenis-jenis sastra, serta segala sesuatu yang berkaitan dengan membaca sastra harus dikuasai benar oleh para pendidik khususnya oleh para guru.
A.    Pengertian dan Jenis-Jenis Membaca
“Menurut KBBI baca atau membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dilihat dari dalam hati.”
“Menurut Tampubolon (1993) menjelaskan pada hakekatnya membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses pengenalan hurf-huruf”.
Menurut Tarigan (1984 : 11 ) jenis membaca adalah sebagai berikut :
1.  Membaca nyaring sering kali disebut membaca bersuara atau membaca teknik. Disebut demikian karena pembaca mengeluarkan suara secara nyaring pada saat membaca.
2.      Membaca dalam hati yang terdiri atas membaca ekstensif dan membaca intensif.
a.   Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas. Luas berarti: bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya, waktu yang digunakan cepat dan singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekedar memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan singkat.
b. Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara seksama dan merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis.
B.     Pengertian dan Jenis-Jenis Sastra
Berdasarkan pemaparan mengenai membaca diatas, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru sekolah dasar dalam upaya meningkatkan minat membaca pada anak yaitu dapat dengan cara menggunakan sebuah karya sastra. Selain karena sastra bersifat serta berfungsi menghibur dan mendidik, dalam sastra juga terdapat kata-kata, gambar-gambar, simbol-simbol serta lambang-lambang yang menarik yang tentunya juga dapat meningkatkan minat membaca pada anak. Selain itu, sastra juga berfungsi untuk mengembangkan imajinasi serta wawasan anak. Dengan demikian anak akan merasa senang serta antusias dalam mengikuti pembelajaran membaca di sekolah dasar.
Sastra berasal dari bahasa sansekerta “shastra” merupakan kata serapan dari bahasa sansekerta yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman. Cikal bakal lahirnya sastra adalah ketika filosof Yunani, Aristoteles, menulis karyanya yang berjudul “Poetika” yang mengemukakan teori sastra mengenai drama tragedi yang dalam sastra Yunani Klasik ditulis dalam bentuk puisi lebih dari 2000 tahun yang lalu.
Istilah “sastra” dalam bahasa Indonesia mempunyai pengertian “sas” yang berarti mengajar, mengarahkan, member petunjuk dan “tra” berarti sarana, alat. Maka sastra dapat berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran. (Teeuw. 1984: 23)

Di dalam karya sastra dilukiskan keadaan dan kehidupan social suatu masyarakat, peristiwa-peristiwa, ide dan gagasan serta nilai-nilai yang diamanatkan pencipta lewat tokoh-tokoh cerita. Sastra mempersoalkan manusia dalam berbagai aspek kehidupannya, sehingga berguna untuk mengenal manusia, kebudayaan serta zamannya.
Secara singkat dan sederhana dapatlah dikatakan bahwa “ sastra adalah pembayangan atau pelukisan kehidupan dan pikiran imajinatif kedalam bentuk-bentuk dan struktur-struktur bahasa “. Wilayah sastra meliputi kondisi insani atau manusia, yaitu kehidupan dengan segala perasaan, pikiran, dan wawasannya. Selanjutnya dapat pula kita katakan bahwa “ sastra menerangi serta memperjelas kondisi insani dengan cara membayangkan atau melukiskan wawasan-wawasan kita ”. ( Tarigan, H., G., 1995 : 3 ).

Dalam pembelajaran membaca sastra di sekolah dasar, tentunya karya sastra yang digunakannya pun merupakan jenis karya sastra anak-anak yang mana di dalamnya terdapat kata-kata yang mudah untuk dimengerti dan dipahami serta gambar-gambar yang menarik yang tentunya dapat membuat anak benar-benar merasakan kesenangan serta kenikmatan ketika sedang belajar membaca karya sastra tersebut. Jenis-jenis sastra secara umum yaitu sastra anak dan sastra dewasa.
“Sastra anak adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak masa kini, yang dapat dilihat dan dipahami melalui mata anak-anak through the eyes of a child “. ( Tarigan, H., G., 1995 : 5 ).
Sedangkan sastra dewasa adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman orang dewasa.
“ Adapun jenis-jenis sastra lainnya yaitu sastra imajinatif ( puisi, novel, cerpen, drama ) dan sastra non imajinatif ( esai, kritik, biografi, otobiografi, catatan harian ) “. ( Suyoto, A. 2007 )
Sastra imajinatif adalah sastra yang isinya bersifat khayalan serta menggunakan bahasa yang konotatif. Sedangkan sastra non imajinatif adalah sastra yang isinya lebih menekankan pada unsur faktual atau fakta, serta menggunakan bahasa yang cenderung denotatif.
C.    Pengertian Membaca Sastra
Berdasrkan pemaparan mengenai membaca dan sastra yakni “ Menurut KBBI baca atau membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dilihat dari dalam hati “.
Sedangkan sastra adalah karya atau tulisan yang sifatnya mendidik sekaligus menghibur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa membaca sastra adalah kegiatan membaca sebuah karya sastra.
D.    Cara Meningkatkan Minat dan Keterampilan Membaca Sastra di Sekolah Dasar
Cara atau upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan minat membaca sastra pada siswa sekolah dasar yaitu dengan :
1.      Memilih karya sastra sederhana yang kata-katanya mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa.
2.  Gambar-gambar dan symbol-simbol yang beraneka ragam bentuk dan warna sangat berpengaruh sekali untuk meningkatkan minat membaca siswa.
3.      Berikan karya sastra pada siswa yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak, yang dapat dilihat serta dipahami melalui mata anak-anak.
Sedangkan cara untuk meningkatkan keterampilan membaca sastra pada siswa sekolah dasar menurut Livestrong yaitu dengan :
1.  Menyediakan berbagai barang yang membantu, seperti buku-buku yang menarik (buku bergambar).
2.   Mengajak anak ke perpustakaan. Di tempat ini anak-anak memiliki pilihan buku yang lebih banyak, sehingga lebih memotivasi dirinya untuk membaca. Selain itu suasana di perpustakaan juga turut mendorong anak untuk ikut serta membaca.
3.    Membacakan buku untuk anak. Membacakan buku untuk anak dengan suara keras bias menjadi salah satu cara paling efektif untuk membantu meningkatkan membaca siswa. Hal ini juga memungkinkan untuk anak mencoba membaca sendiri, karena baginya hal ini cukup menyenangkan.
4.  Menjadikan suatu permainan. Dengan demikian suasana membaca lebih menyenangkan dan menarik bagi anak.
5.    Menyanyikan lagu-lagu. Dengan cara ini anak akan belajar untuk menghubungkan antar huruf dan suara yang dibuatnya. Bernyanyi sambil bertepuk tangan mengikuti irama lagu juga dapat mendorong pemahaman kata-kata tersebut.
6.      Menyediakan tempat khusus untuk membaca.
7.    Biarkan anak untuk mencoba menulis. Menulis juga bisa meningkatkan mmembaca anak, karena sambil belajar untuk menggabungkan antar huruf untuk membentuk suatu kata atau kalimat. Kegiatan ini juga membantu meningkatkan keterampilan menulis anak.
8.   Mengajak anak untuk membaca bersama. Kondisi ini akan semakin memotivasi anak untuk belajar membaca.
E.     Tujuan Membaca Sastra di Sekolah Dasar
Kegiatan membaca sastra di sekolah dasar tentunya memiliki tujuan, adapun tujuan membaca sastra di sekolah dasar tersebut yaitu untuk :
1.      Melatih serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan berbahasa anak.
2.      Melatih serta maningkatkan kemampuan dan keterampilan membaca anak.
3.      Menambah pengetahuan serta pemahaman anak mengenai kosakata yang mereka baca.
4.      Mengenalkan kepada anak pengertian serta jenis-jenis sastra.
5.      Memberikan pendidikan sekaligus hiburan kepada anak.
Selain itu, tujuan membaca sastra di SD yaitu agar siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. ( Rofi’uddin, A., dan Zuhdi, D., 1998/1999 : 92 ).
Membaca karya sastra di SD dapat meningkatkan pengembangan keberwacanaan pada anak-anak. Menurut Huck, 1987; Ellis, 1989 ( Rofi’uddin, A., dan Zuhdi, D., 1998/1999 : 92 ), Pengembangan keberwacanaan dapat dilaksanakan melalui pemanfaatan sastra anak-anak sebagai media pembelajaran membaca dan menulis. Pemanfaatan ini didasarkan pada asumsi bahwa sastra dapat mengembangkan bahasa anak.
F.     Manfaat Membaca Sastra di Sekolah Dasar
Manfaat membaca sastra bagi anak-anak ( Tarigan, H., G., 1995 : 8 ) :
1.      Sastra memberi kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan kepada anak-anak.
2.      Sastra dapat mengembangkan imajinasi anak-anak dan membantu mereka mempertimbangkan dan memikirkan alam, insan, pengalaman, atau gagasan dengan/dalam berbagai cara.
3.   Sastra dapat memberikan pengalaman-pengalaman aneh yang seolah-olah dialami sendiri oleh sang anak.
4.      Sastra dapat mengembangkan wawasan sang anak menjadi perilaku insani.
5.  Sastra dapat menyajikan serta memperkenalkan kesemestaan pengalaman atau unuversalia pengalaman kepada sang anak. Huck, Hepler & Hickman 1987 : 6-10  ( Tarigan, H., G., 1995 : 8 ).
6.    Sastra merupakan sumber utama bagi penerusan atau penyebaran warisan sastra kita dari satu generasi ke generasi berikutnya. Norton 1988 : 5 ( Tarigan, H., G., 1995 : 8 ).


DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. (1987). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

DEPDIKNAS. (2005). KBBI Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Junaidi, W. (2010). Pengertian Membaca. Tersedia: Mathedu-unila.blogspot.com [12 September 2011]

Rofi’uddin, A., dan Zuhdi, D. (1998). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: DEPDIKBUD Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Suyoto, A. (2007). Pengantar Kesusastraan. Tersedia: http://oyoth.multiply.com/journal/item/3 [22 Oktober 2011]

Tarigan, H., G. (1995). Dasar-Dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa.

Zulfahnur., Kurnia, S., dan Zuniar. (1996). Teori Sastra. Jakarta: DEPDIKBUD Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
           

5 komentar:

  1. Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  2. i like it . saya paham jadi nya . ini memudahkan saya dlm belajar buat persiapan unbk .

    BalasHapus
  3. Blog yang menarik, mengingatkan saya Victor Hugo, kutipan: " Notre-Dame adalah juga rumah bagi Quasimodo, si Bongkok buruk rupa dengan hati emas, juga rumah bagi Claude Frollo, pastor yang alim yang berubah menjadi setan, yang mengadopsi Quasimodo yang ditelantarkan orangtuanya selagi kecil di sebuah tempat tidur di Notre-Dame".
    Saya mencoba menulis blog tentang hal ini, semoga anda juga suka blog di https://stenote-berkata.blogspot.com/2021/01/paris-di-place-de-la-bastille.html

    BalasHapus