Membaca
sastra adalah salah satu pembelajaran yang ada di sekolah dasar. Salah satu
cara untuk meningkatkan minat membaca pada usia anak sekolah dasar yaitu dengan
cara menggunakan sebuah karya sastra seperti puisi, cerpen, dongeng, dan
lain-lain. Selain karena sastra bersifat serta berfungsi menghibur dan
mendidik, dalam sastra juga terdapat kata-kata, gambar-gambar, simbol-simbol
serta lambang-lambang yang menarik yang tentunya juga dapat meningkatkan minat
membaca pada anak. Selain itu, sastra juga berfungsi untuk mengembangkan
imajinasi serta wawasan anak.
Berdasarkan
pemaparan diatas, tentunya kita menyadari bahwa betapa besar manfaatnya
kegiatan pembelajaran membaca karya sastra di sekolah dasar. Maka dari itu,
pemahaman yang benar mengenai pembelajaran membaca sastra baik itu pengertian
membaca, pengertian sastra, jenis-jenis sastra, serta segala sesuatu yang
berkaitan dengan membaca sastra harus dikuasai benar oleh para pendidik
khususnya oleh para guru.
A.
Pengertian
dan Jenis-Jenis Membaca
“Menurut
KBBI baca atau membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis
dengan melisankan atau hanya dilihat dari dalam hati.”
“Menurut
Tampubolon (1993) menjelaskan pada hakekatnya membaca adalah kegiatan fisik dan
mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam kegiatan itu terjadi
proses pengenalan hurf-huruf”.
Menurut Tarigan
(1984 : 11 ) jenis membaca adalah sebagai berikut :
1. Membaca
nyaring sering kali disebut membaca bersuara atau membaca teknik. Disebut
demikian karena pembaca mengeluarkan suara secara nyaring pada saat membaca.
2.
Membaca
dalam hati yang terdiri atas membaca ekstensif dan membaca intensif.
a. Membaca
ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas. Luas berarti:
bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya, waktu yang digunakan cepat dan
singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekedar memahami isi yang penting dari
bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan singkat.
b. Membaca
intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara seksama dan merupakan
salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara
kritis.
B.
Pengertian
dan Jenis-Jenis Sastra
Berdasarkan
pemaparan mengenai membaca diatas, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
seorang guru sekolah dasar dalam upaya meningkatkan minat membaca pada anak
yaitu dapat dengan cara menggunakan sebuah karya sastra. Selain karena sastra
bersifat serta berfungsi menghibur dan mendidik, dalam sastra juga terdapat
kata-kata, gambar-gambar, simbol-simbol serta lambang-lambang yang menarik yang
tentunya juga dapat meningkatkan minat membaca pada anak. Selain itu, sastra
juga berfungsi untuk mengembangkan imajinasi serta wawasan anak. Dengan
demikian anak akan merasa senang serta antusias dalam mengikuti pembelajaran
membaca di sekolah dasar.
Sastra
berasal dari bahasa sansekerta “shastra” merupakan kata serapan dari bahasa
sansekerta yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman. Cikal
bakal lahirnya sastra adalah ketika filosof Yunani, Aristoteles, menulis
karyanya yang berjudul “Poetika” yang mengemukakan teori sastra mengenai drama
tragedi yang dalam sastra Yunani Klasik ditulis dalam bentuk puisi lebih dari
2000 tahun yang lalu.
Istilah
“sastra” dalam bahasa Indonesia mempunyai pengertian “sas” yang berarti
mengajar, mengarahkan, member petunjuk dan “tra” berarti sarana, alat. Maka
sastra dapat berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau
pengajaran. (Teeuw. 1984: 23)
Di
dalam karya sastra dilukiskan keadaan dan kehidupan social suatu masyarakat,
peristiwa-peristiwa, ide dan gagasan serta nilai-nilai yang diamanatkan
pencipta lewat tokoh-tokoh cerita. Sastra mempersoalkan manusia dalam berbagai
aspek kehidupannya, sehingga berguna untuk mengenal manusia, kebudayaan serta
zamannya.
Secara
singkat dan sederhana dapatlah dikatakan bahwa “ sastra adalah pembayangan atau
pelukisan kehidupan dan pikiran imajinatif kedalam bentuk-bentuk dan
struktur-struktur bahasa “. Wilayah sastra meliputi kondisi insani atau
manusia, yaitu kehidupan dengan segala perasaan, pikiran, dan wawasannya.
Selanjutnya dapat pula kita katakan bahwa “ sastra menerangi serta memperjelas
kondisi insani dengan cara membayangkan atau melukiskan wawasan-wawasan kita ”.
( Tarigan, H., G., 1995 : 3 ).
Dalam
pembelajaran membaca sastra di sekolah dasar, tentunya karya sastra yang
digunakannya pun merupakan jenis karya sastra anak-anak yang mana di dalamnya
terdapat kata-kata yang mudah untuk dimengerti dan dipahami serta gambar-gambar
yang menarik yang tentunya dapat membuat anak benar-benar merasakan kesenangan
serta kenikmatan ketika sedang belajar membaca karya sastra tersebut.
Jenis-jenis sastra secara umum yaitu sastra anak dan sastra dewasa.
“Sastra
anak adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak masa
kini, yang dapat dilihat dan dipahami melalui mata anak-anak through the eyes of a child “. (
Tarigan, H., G., 1995 : 5 ).
Sedangkan
sastra dewasa adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman orang
dewasa.
“
Adapun jenis-jenis sastra lainnya yaitu sastra imajinatif ( puisi, novel,
cerpen, drama ) dan sastra non imajinatif ( esai, kritik, biografi,
otobiografi, catatan harian ) “. ( Suyoto, A. 2007 )
Sastra
imajinatif adalah sastra yang isinya bersifat khayalan serta menggunakan bahasa
yang konotatif. Sedangkan sastra non imajinatif adalah sastra yang isinya lebih
menekankan pada unsur faktual atau fakta, serta menggunakan bahasa yang
cenderung denotatif.
C.
Pengertian
Membaca Sastra
Berdasrkan
pemaparan mengenai membaca dan sastra yakni “ Menurut KBBI baca atau membaca
adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau
hanya dilihat dari dalam hati “.
Sedangkan sastra
adalah karya atau tulisan yang sifatnya mendidik sekaligus menghibur. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa membaca sastra adalah kegiatan membaca sebuah
karya sastra.
D.
Cara
Meningkatkan Minat dan Keterampilan Membaca Sastra di Sekolah Dasar
Cara atau upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan minat membaca sastra pada siswa sekolah dasar yaitu dengan :
1. Memilih
karya sastra sederhana yang kata-katanya mudah dimengerti dan dipahami oleh
siswa.
2. Gambar-gambar
dan symbol-simbol yang beraneka ragam bentuk dan warna sangat berpengaruh
sekali untuk meningkatkan minat membaca siswa.
3. Berikan
karya sastra pada siswa yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak,
yang dapat dilihat serta dipahami melalui mata anak-anak.
Sedangkan cara
untuk meningkatkan keterampilan membaca sastra pada siswa sekolah dasar menurut
Livestrong yaitu dengan :
1. Menyediakan
berbagai barang yang membantu, seperti buku-buku yang menarik (buku bergambar).
2. Mengajak
anak ke perpustakaan. Di tempat ini anak-anak memiliki pilihan buku yang lebih
banyak, sehingga lebih memotivasi dirinya untuk membaca. Selain itu suasana di
perpustakaan juga turut mendorong anak untuk ikut serta membaca.
3. Membacakan
buku untuk anak. Membacakan buku untuk anak dengan suara keras bias menjadi
salah satu cara paling efektif untuk membantu meningkatkan membaca siswa. Hal
ini juga memungkinkan untuk anak mencoba membaca sendiri, karena baginya hal
ini cukup menyenangkan.
4. Menjadikan
suatu permainan. Dengan demikian suasana membaca lebih menyenangkan dan menarik
bagi anak.
5. Menyanyikan
lagu-lagu. Dengan cara ini anak akan belajar untuk menghubungkan antar huruf
dan suara yang dibuatnya. Bernyanyi sambil bertepuk tangan mengikuti irama lagu
juga dapat mendorong pemahaman kata-kata tersebut.
6.
Menyediakan
tempat khusus untuk membaca.
7. Biarkan
anak untuk mencoba menulis. Menulis juga bisa meningkatkan mmembaca anak,
karena sambil belajar untuk menggabungkan antar huruf untuk membentuk suatu
kata atau kalimat. Kegiatan ini juga membantu meningkatkan keterampilan menulis
anak.
8. Mengajak
anak untuk membaca bersama. Kondisi ini akan semakin memotivasi anak untuk
belajar membaca.
E.
Tujuan
Membaca Sastra di Sekolah Dasar
Kegiatan membaca sastra di sekolah dasar tentunya
memiliki tujuan, adapun tujuan membaca sastra di sekolah dasar tersebut yaitu
untuk :
1. Melatih
serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan berbahasa anak.
2. Melatih
serta maningkatkan kemampuan dan keterampilan membaca anak.
3. Menambah
pengetahuan serta pemahaman anak mengenai kosakata yang mereka baca.
4. Mengenalkan
kepada anak pengertian serta jenis-jenis sastra.
5. Memberikan
pendidikan sekaligus hiburan kepada anak.
Selain
itu, tujuan membaca sastra di SD yaitu agar siswa mampu menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan
kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. (
Rofi’uddin, A., dan Zuhdi, D., 1998/1999 : 92 ).
Membaca
karya sastra di SD dapat meningkatkan pengembangan keberwacanaan pada
anak-anak. Menurut Huck, 1987; Ellis, 1989 ( Rofi’uddin, A., dan Zuhdi, D.,
1998/1999 : 92 ), Pengembangan keberwacanaan dapat dilaksanakan melalui
pemanfaatan sastra anak-anak sebagai media pembelajaran membaca dan menulis.
Pemanfaatan ini didasarkan pada asumsi bahwa sastra dapat mengembangkan bahasa
anak.
F.
Manfaat
Membaca Sastra di Sekolah Dasar
Manfaat membaca
sastra bagi anak-anak ( Tarigan, H., G., 1995 : 8 ) :
1.
Sastra
memberi kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan kepada anak-anak.
2.
Sastra
dapat mengembangkan imajinasi anak-anak dan membantu mereka mempertimbangkan
dan memikirkan alam, insan, pengalaman, atau gagasan dengan/dalam berbagai
cara.
3. Sastra
dapat memberikan pengalaman-pengalaman aneh yang seolah-olah dialami sendiri
oleh sang anak.
4.
Sastra
dapat mengembangkan wawasan sang anak menjadi perilaku insani.
5. Sastra
dapat menyajikan serta memperkenalkan kesemestaan pengalaman atau unuversalia
pengalaman kepada sang anak. Huck, Hepler & Hickman 1987 : 6-10 ( Tarigan, H., G., 1995 : 8 ).
6. Sastra
merupakan sumber utama bagi penerusan atau penyebaran warisan sastra kita dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Norton 1988 : 5 ( Tarigan, H., G., 1995 :
8 ).
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. (1987). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
DEPDIKNAS. (2005). KBBI Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Junaidi,
W. (2010). Pengertian Membaca.
Tersedia: Mathedu-unila.blogspot.com [12 September 2011]
Rofi’uddin, A., dan Zuhdi, D. (1998). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Tinggi. Jakarta: DEPDIKBUD Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Suyoto,
A. (2007). Pengantar Kesusastraan. Tersedia:
http://oyoth.multiply.com/journal/item/3
[22
Oktober 2011]
Tarigan,
H., G. (1995). Dasar-Dasar Psikosastra.
Bandung: Angkasa.
Zulfahnur.,
Kurnia, S., dan Zuniar. (1996). Teori
Sastra. Jakarta: DEPDIKBUD Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
makasi
BalasHapusTerimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat :)
BalasHapusi like it . saya paham jadi nya . ini memudahkan saya dlm belajar buat persiapan unbk .
BalasHapusTerimakasih ka
BalasHapusBlog yang menarik, mengingatkan saya Victor Hugo, kutipan: " Notre-Dame adalah juga rumah bagi Quasimodo, si Bongkok buruk rupa dengan hati emas, juga rumah bagi Claude Frollo, pastor yang alim yang berubah menjadi setan, yang mengadopsi Quasimodo yang ditelantarkan orangtuanya selagi kecil di sebuah tempat tidur di Notre-Dame".
BalasHapusSaya mencoba menulis blog tentang hal ini, semoga anda juga suka blog di https://stenote-berkata.blogspot.com/2021/01/paris-di-place-de-la-bastille.html